navigasi

Selasa, 24 Maret 2015

Putih Abu-Abu



Sekutip tulisan untuk sahabat kecilku di masa putih abu-abu
di tulis di penghujung tahun, 13 Desember 2014

Assalamualaikum wr wb . .

 
( Foto saat buka bersama, RamadanTahun 2011 )


 ( Ngabuburit di Jalan Pemuda, Ramadan Tahun 2012 )



Apa kabar teman-teman Electro  (Eleven Science Ten Rebeletion )
Pagi ini mendung sekali, di  penghujung tahun 2014 ini.
Teringat, hampir  5 tahun yang lalu kita bermain-main.
5 tahun yang lalu kita berlari-lari bersama mengejar mimpi.
Dan sampai saat ini belum ku temui sahabat seperti kalian.
Tidak ada rekayasa dalam persahabatan.
Selalu ada suka dan duka kita lewati bersama.
Canda dan tawa yang mengeratkan persahabatan kita.
Dari Gedung 9, Nglimut, Sekatul, Bali, Umbul  Sidomukti  hingga ruang kelas.
Menjadi  perjalanan kebersamaan kita.
Kebersamaan yang tidak mudah didapat dan tidak mudah untuk dilepas.
Masa-masa putih abu-abu jadi lebih berwarna karena kita di persatukan di XI IA 10.
Di Jantung Kota Semarang  tepatnya di SMA NEGERI 3 SEMARANG.

Bersamamu ku habiskan waktu senang bisa mengenal  dirimu , rasanya semua begitu sempurna sayang untuk mengakhirinnya…. (kata ipang –sahabat kecil-)

Semoga saat ini , kita telah meraih cita-cita kita dimasa lalu.
Semoga saat ini, kita selalu diberi kelancaran untuk menggapai cita-cita kita selanjutnya.
Semoga saat ini, kita semakin dekat dengan Nya dan dalam perlindungan Nya.
Semoga saat ini, kebersamaan kita masi terjaga.
Dan masi banyak harapan yang lain, tentunya harapan terbaik untuk kita.

Salam kangen dari Semarang teman-teman putih abu-abu ku. .
Kita telah berjalan masing-masing, tetapi kita tetap satu, Seperti pelangi yang memliki beragam warna tetapi tetap menyatu  :)
Sampai ketemu lagi E! Fam . .


( Logo Kelas Kami )

( Album kecil kebersamaan kami )


Wassalammualaikum wr wb. .

Keputusan



Mengambil keputusan itu tidak selalu menunggu sebuah kesiapan, tetapi keberanian untuk terus mempersiapkan. Karena persiapan itu proses memperbaiki yang tak pernah henti. Dan keputusan itu suatu yang dinanti. Berani menerima atau mengikhlaskan, yang jelas jangan sampai menggantungkan.


Pilihlah keputusan yang mendekatkan kita pada Nya. Mohonloh petunjuk pada Sang Maha Pemberi Petunjuk, berbincanglah mesra dengan Nya di sepertiga malam. Seperti kita ingat kawan di Quran Surat Al Fatihah Ayat 6-7 :

“Tunjukillah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”

Yakinlah akan keputusan yang kita pilih, keputusan berdasarkan petunjuk Nya. .

Lillah.. Billah.. Fillah..
(Karena Allah, dengan Pertolongan Allah dan di atas Syariat Allah)

Rezeki, jodoh dan kematian adalah sesuatu yang pasti, Jangan ragukan yang sudah pasti, seperti firmal Allah :

“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Allah akan menunjukan kepadanya jalan keluar dari kesusahan. Dan diberikan Nya rezeki dari jalan yang tidak di sangka-sangka, dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukpkan keperluanya.”(QS At Talaq;2-3)

Keputusan yang kita ambil berdasarkan Petunjuk Nya adalah keputusan yang terbaik untuk kita, namun sering dijumpai keputusan yang kita ambil dipandang tidak baik untuk orang lain, bagaimana menyikapinya kawan ? yuuk kita tengok kisah nasihat Luqman Al-Hakim kepada anaknya . .

Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim bersama anaknya pergi ke pasar dengan menaiki seekor himar (keledai). Ketika itu Luqman naik di punggung himar sementara anaknya megikuti di belakangnya dengan berjalan kaki. Melihat tingkah laku Luqman itu, ada orang yang berkata, “Lihat itu orang tua yang tidak merasa kasihan kepada anaknya, dia enak-enak naik himar sementara anaknya disuruh berjalan kaki.” Setelah mendengarkan gunjingan orang-orang, maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu anaknya diletakkan di atas himar tersebut. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, “Hai, kalian lihat itu ada anak yang kurang ajar. Orang tuanya disuruh berjalan kaki, sedangkan dia enak-enaknya menaiki himar.”

Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas punggung himar itu bersamasama dengan anaknya. Kemudian orang-orang juga ribut menggunjing, “Hai teman-teman, lihat itu ada dua orang menaiki seekor himar. Kelihatannya himar itu sangat tersiksa, kasihan ya.”Oleh karena tidak suka mendengar gunjingan orang-orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, “Hai, lihat itu. Ada dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai. Untuk apa mereka bawa himar kalau akhirnya tidak dinaiki juga.”

Ketika Luqman dan anaknya dalam perjalanan pulang ke rumah, Luqman al-Hakim menasihati anaknya tentang sikap orang-orang dan keusilan mereka tadi. Luqman berkata, “Sesungguhnya kita tidak bisa terlepas dari gunjingan orang lain.” Anaknya bertanya, “Bagaimana cara kita menanggapinya, Ayah?” Luqman meneruskan nasihatnya, “Orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan hanya kepada Allah Swt. Barang siapa mendapat petunjuk kebenaran dari Allah, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam mengambil keputusan.”

Semoga kisah di atas dapat menjadikan pelajaran untuk kita, agar selalu meminta petunjuk Nya dalam setiap mengambil keputusan, dan keputusan yang telah kita ambil berdasarkan petunjuk Nya adalah yang terbaik menurut Nya untuk kita.

Selamat ber-istikharah kawan, dalam segala pertimbangan dan keputusan yang akan kita ambil ^^

Senin, 23 Maret 2015

Sempurnakanlah Ikhtiar



Saudaraku, pada dasarnya seluruh makhluk sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Yang tidak dijamin adalah ganjaran. Ganjaran atau pahala harus kita cari, sedangkan rezeki sudah menjadi jaminan-Nya. Oleh karena itu Imam Ibnu Aththaillah mengatakan, ”Jangan risaukan apa-apa yang sudah dijanjikan Allah kepada kita, tapi risaukanlah kalu kita lalai terhadap kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada kita.”
 
Maka, kalau kita kemudian masih merasa resah dan gelisah dalam hidup ini, jangan-jangan ciri kita masih bergantung kepada ikhtiar. Padahal jikalau kita ingin bahagia dalam mencari nafkah atau rezeki, sempurnakanlah ikhtiar sambil bergantung hanya kepada Allah (tawakal).

_ KH.Abdullah Gymnastiar_



Berikhtiarlah dengan sempurna, kata AA Gym. Kita sering sekali menginginkan sesuatu namun usaha yang kita lakukan belumlah optimal, usaha yang kita lakukan masilah kabur tujuanya atau bahkan usaha yang kita lakukan belumlah mulia tujuanya. 

Ikhtiar akan menjadi sempurna, ketika tujuan kita adalah tujuan yang mulia, yang mendekatkan diri kita pada Nya (Lillah Fillah Billah), ketika usaha kita adalah usaha yang optimal dengan segala kemampuan dan kejujuran dan  ketika ikhtiar kita selalu di iringi dengan berserah diri kepada Nya (tawakal).

“Ketika kita sudah berada di jalur menuju Allah, maka berlarilah. Jika itu sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Dan jika itupun tak bisa, merangkaklah. Namun jangan pernah berbalik arah atau berhenti.” (Imam Syafi’i)

Bagaimana bahagianya seorang insan, yang dapat merasakan indahnya berikhtiar, lantunan doa lembut yang di dengar Nya dan nikmatnya bertawakal. Sedikit bercerita tentang kisah saya, berikhtiar dengan segala kemampuan dan jawaban yang telah Allah persiapkan. Tepatnya tanggal 12 bulan November tahun 2014, Alhamdulillah  saya dapat mempersembahkan kado kecil saya untuk kedua orang tua saya. Kado tersebut merupakan hasil ikhtiar, doa dan tawakal saya ketika sedang menyelesaikan jenjang sarjana. Menimba secuil ilmu dari Nya.  

Berikhtiar yang tak henti, seperti keinginan setiap insan yang tak pernah ada habisnya. Keinginan untuk sekolah di SMA favorit, kuliah di perguruan tinggi yang bergengsi, pekerjaan di perusahaan terkenal, memiliki istri sholehah atau suami yang sholeh dan tak akan pernah ada habisnya. Itulah fitrah manusia. Mari kita latih diri kita untuk terus berikhtiar, dengan ikhtiar yan sempurna. Percayalah bersama kesulitan ada kemudahan , dan teruslah bekerja keras. Setelah tercapai salah satu keinginan kita maka tetaplah bekerja keras untuk keinginan/tujuan kita selanjutnya, seperti Firman Allah di bawah ini :

"Maka Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras untuk (urusan yang lain) dengan sungguh-sungguh. dan hanya kepada Tuhanmu engkau berharap" (QS Al Insyirah :5-8)


Selamat berikhtiar kawan . . dengan ikhtiar yang sempurna. .  Semangat   ^^

Semoga Allah Ridhoi harapan-harapan  kita :)

Rabu, 18 Maret 2015

"Di atas awan"


      "Di tempat terbuka ini, kehidupan memberikan kita kejernihan pikiran, ketajaman penglihatan, perasaan yang murni dengan tanpa hambat."(Nasehat Umar Bin Khattab ketika sedang mengembala)


Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing dari Pos Gardu Pandang Tieng Tahun 2012

     "Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangkan biakkan padanya segala macan jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik." (QS. Luqman ; 10)

     Gunung mengajarkan kita agar tetap tunduk ketika naik , dan tetap tegak ketika turun. Mengajarkan kita akan kesungguhan menggapai impian, persahabatan, jati diri dan cinta kepada Sang Pencipta.



dari puncak Gunung Ungaran Tahun 2008

      Keagungan Nya yang membuat rindu, rindu untuk selalu bersyukur melihat tanda-tanda kebesaran Nya, seperti firman Allah pada Quran Surat Ar Rad Ayat 2 :

    "Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesarn Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu." (QS Ar Ra'd ; 2)

~Allahu Akbar~
(Maha Besar Allah)

        Mendaki gunung, mungkin adalah aktivitas yang menjadi hobi untuk beberapa insan. Aktivitas yang cukup menguras tenaga, mengasah kesungguhan, menjernihkan pikiran, menguatkan jati diri, mengeeratkan persahabatan, membakar semangat, melelehkan kesombongan dan menigngkatkan rasa syukur kita kepada Nya.

       Selalu di rindu, rindu yang selalu akan terobati. Mendaki gunung, membawa tas carrier, memasang tenda bukanlah keahlian saya, namun pernah sekali mencoba untuk mendaki gunung, dan menjadikan saya mengerti begitu banyak yang id dapat ketika kita dapat mencapai puncak gunung. pengalaman pertama yang selalu menjadikan saya rindu untuk dapat mencapai puncaknya kembali :)

    Selamat bertafakur alam kawan . .

    Save Hiking . .

    Back Song :
      - Murrotal Al Quran ( QS Ar-Rad ;2  , QS Luqman ; 10)
      - Opick - Tafakur
      - Nidji - Diatas Awan
      - Ost Gie - Tak Pernah Berhenti Berjuang