Bismillahirahmanirrahim
Kisah teromantis adalah kisah dimana kita mendapatkan cerita dengan tokoh yang saling mencintai, menyayangi dan mengasihi. Namun menurut saya ketiga hal tersebut tidaklah cukup bila di katakan sebagai sesuatu yang romantis. Romantis akan hadir ketika kita dapat menumbuhkan rasa cinta yang telah ada, merajut rasa sayang yang telah hadir, dan membangun rasa kasih yang telah muncul. tumbuhkanlah, rajutlah dan bangunlah rasa-rasa yang akan menumbuhkan kisah romantis ini.
Kisah cinta Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid, kisah cinta Abul ‘Ash dengan Zainab Putri Rasulullah dan kisah Ali Bin Abu Thalib dengan Fatimah Azahra Putri Rasulullah adalah beberapa kisah yang patut untuk dijadikan teladan bagi kita.
(1) Kisah cinta Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid
(2) Kisah cinta Abul ‘Ash dengan Zainab Putri Rasulullah
Zainab binti Muhammad radhiallahu ‘anha merupakan putri tertua Nabi. Ia buah pernikahan Nabi dengan Bunda Khadijah radhiallahu ‘anha. Zainab kecil sudah dilatih Khadijah untuk mengasuh Fathimah Az Zahra radhiallahu ‘anha. Zainab merupakan mutiara bagi suaminya, Abul Ash ibn Rabi’. Sosoknya merupakan cermin seorang istri yang begitu setia dalam berkhidmat bagi suaminya.
Ketika Zainab menyampaikan bahwa ayahnya mendapat wahyu kenabian, Abul Ash mengingkarinya. Abul Ash mengakui bahwa Muhammad, ayah mertuanya, merupakan orang yang tidak pantas diingkari, tetapi alasan nenek moyangnya lebih ia utamakan untuk menolak risalah kenabian.
Pada perang Badar, Abul Ash ikut berperang di barisan kaum musyrikin memerangi ayah mertuanya sendiri. Bayangkan betapa galau hati Zainab saat itu. Ia harap-harap cemas keselamatan ayahnya. Pada saat yang sama, ia juga gundah dengan nyawa sang suami yang memerangi ayahnya. Akhirnya datanglah kabar 70 orang musyrikin tertawan, Abul Ash salah satunya.
Dan siapa yang menebus Abul Ash? yang menebus adalah Zainab sang istri. Demikianlah bakti Zainab pada suaminya. Dari Makkah, Zainab mengirim sejumlah harta tebusan dan sebuah kalung dari batu Onyx Zafar. Ini kalung yang tak biasa. Kalung itu merupakan hadiah pernikahan dari sang ibunda, Khadijah. Ketika Nabi melihat kalung itu, ingatannya melayang ke cinta sejatinya, Khadijah. Nabi berseru pada kaum muslimin, jika mereka setuju Nabi meminta Abul Ash dibebaskan dan kalung itu dikembalikan ke Zainab.
Kembalinya Abul Ash dalam dekapan Zainab ternyata juga membawa kabar dari Nabi bahwa iman telah memisahkan mereka. Iman telah menjadi batas hubungan suami istri itu. Zainab diminta berhijrah ke Madinah oleh Nabi. Kala itu Zainab sedang mengandung buah cinta dengan Abul Ash dan kelak ia keguguran ketika jatuh dari untanya. Keduanya, Zainab dan Abul Ash, berpisah dengan gerimis air mata. Demikianlah bakti Zainab pada agamanya.
Beberapa waktu sebelum Fathul Makkah, Abul Ash memimpin kafilah dagang dari Syam. Lagi-lagi, seluruh hartanya disita kaum muslimin. Ketika malam merayap, Abul Ash diam-diam menemui Zainab di Madinah dan meminta Zainab untuk memberi perlindungan. Zainab menyanggupi. Zainab berseru di balik dinding ketika Rasul dan kaum muslimin berdiri shalat Subuh. “Wahai kaum muslimin, Abul Ash berada dalam perlindungan Zainab”.
Abul Ash dan hartanya selamat. Inilah titik balik itu. Sepulang ke Makkah dan menunaikan amanat orang-orang Quraisy, Abul Ash berseru dan berikrar syahadat. Abul Ash menyusul belahan jiwanya, Zainab, ke Madinah. Setelah 6 tahun berpisah karena iman yang beda, Abul Ash dan Zainab kembali bersatu cintanya. Cinta Zainab akhirnya tergenapkan. Kerinduannya akan iman di dada suaminya terpenuhi.
Tetapo, kebahagian itu tak berlangsung lama. di tahun kedelapan Hijriyah setelah pernikahan mereka, Zaenab berpulang ke pangkuan Allah. Sungguh hal ini menjadi pukulan yang berat bagi Abul Ash dan juga nabi. Berhari-hari Abul Ash dirundung duka mendalam. ia menjadi sulit makan. Hingga tak lama setelah itu Abul Ash juga menyusul Zaenab berpulang ke pangkuan Allah.
Cinta Sejati mereka dijalani dengan lika-liku yang begitu menggetarkan siapa saja yang membaca. Kisah cinta sejati sesungguhnya. Mudah-mudahan mereka dipertemukan di Syurga
(1) Kisah cinta Rasulullah dengan Khadijah binti Khuwailid
Kisah mereka akan menjadi teladan cerita
romantis islami terbaik sepanjang masa. Dari sekian banyak kisah
tentang Rasulullah dan khadijah yang sering kita dengar, ada satu kisah
yang menurut saya menarik. Ternyata sebelum rasul menikah dengan
Khadijah, beliau telah memendam perasaan juga terhadap Khadijah kala
itu. Alkhisah ketika sahabat Khadijah yang bernama Nafisah binti Muniah
menanyakan kesediaan nabi untuk menikahi Khadijah, maka beliau menjawab.
“Bagaimana caranya?”
Caran Rasulullah bertanya menggambarkan
seolah-olah ia telah menunggu masa itu sejak lama. Kehidupan rumah
tangga Rasulullah dan Khadijah berjalan dengan penuh keromantisan juga
perjuangan yang sangat berarti. Hingga tiba masa dimana Rasulullah harus
merelakan ajal menjemput istri kesayangannya yakni Khadijah Radhiallahu
anha.
Setahun setelah Khadijah wafat, ada
seorang sahabiah datang menemui Rasulullah. Wanita ini kemudian
bertanya. “Ya, Rasulullah. Mengapa engkau tidak menikah? Engkau memiliki
9 keluarga dan harus menjalankan seruan besar.” Sambil menangis
Rasulullah menjawab. “Masih adakah orang lain setelah setelah Khadijah?”
Jika bukan karena perintah langsung dari Allah, mungkin saja
Rasulullah tidak akan pernah menikah lagi untuk selama-lamanya karena
ketulusannya mencintai Khadijah Radhiallahu anha.
(2) Kisah cinta Abul ‘Ash dengan Zainab Putri Rasulullah
Zainab binti Muhammad radhiallahu ‘anha merupakan putri tertua Nabi. Ia buah pernikahan Nabi dengan Bunda Khadijah radhiallahu ‘anha. Zainab kecil sudah dilatih Khadijah untuk mengasuh Fathimah Az Zahra radhiallahu ‘anha. Zainab merupakan mutiara bagi suaminya, Abul Ash ibn Rabi’. Sosoknya merupakan cermin seorang istri yang begitu setia dalam berkhidmat bagi suaminya.
Ketika Zainab menyampaikan bahwa ayahnya mendapat wahyu kenabian, Abul Ash mengingkarinya. Abul Ash mengakui bahwa Muhammad, ayah mertuanya, merupakan orang yang tidak pantas diingkari, tetapi alasan nenek moyangnya lebih ia utamakan untuk menolak risalah kenabian.
Pada perang Badar, Abul Ash ikut berperang di barisan kaum musyrikin memerangi ayah mertuanya sendiri. Bayangkan betapa galau hati Zainab saat itu. Ia harap-harap cemas keselamatan ayahnya. Pada saat yang sama, ia juga gundah dengan nyawa sang suami yang memerangi ayahnya. Akhirnya datanglah kabar 70 orang musyrikin tertawan, Abul Ash salah satunya.
Dan siapa yang menebus Abul Ash? yang menebus adalah Zainab sang istri. Demikianlah bakti Zainab pada suaminya. Dari Makkah, Zainab mengirim sejumlah harta tebusan dan sebuah kalung dari batu Onyx Zafar. Ini kalung yang tak biasa. Kalung itu merupakan hadiah pernikahan dari sang ibunda, Khadijah. Ketika Nabi melihat kalung itu, ingatannya melayang ke cinta sejatinya, Khadijah. Nabi berseru pada kaum muslimin, jika mereka setuju Nabi meminta Abul Ash dibebaskan dan kalung itu dikembalikan ke Zainab.
Kembalinya Abul Ash dalam dekapan Zainab ternyata juga membawa kabar dari Nabi bahwa iman telah memisahkan mereka. Iman telah menjadi batas hubungan suami istri itu. Zainab diminta berhijrah ke Madinah oleh Nabi. Kala itu Zainab sedang mengandung buah cinta dengan Abul Ash dan kelak ia keguguran ketika jatuh dari untanya. Keduanya, Zainab dan Abul Ash, berpisah dengan gerimis air mata. Demikianlah bakti Zainab pada agamanya.
Beberapa waktu sebelum Fathul Makkah, Abul Ash memimpin kafilah dagang dari Syam. Lagi-lagi, seluruh hartanya disita kaum muslimin. Ketika malam merayap, Abul Ash diam-diam menemui Zainab di Madinah dan meminta Zainab untuk memberi perlindungan. Zainab menyanggupi. Zainab berseru di balik dinding ketika Rasul dan kaum muslimin berdiri shalat Subuh. “Wahai kaum muslimin, Abul Ash berada dalam perlindungan Zainab”.
Abul Ash dan hartanya selamat. Inilah titik balik itu. Sepulang ke Makkah dan menunaikan amanat orang-orang Quraisy, Abul Ash berseru dan berikrar syahadat. Abul Ash menyusul belahan jiwanya, Zainab, ke Madinah. Setelah 6 tahun berpisah karena iman yang beda, Abul Ash dan Zainab kembali bersatu cintanya. Cinta Zainab akhirnya tergenapkan. Kerinduannya akan iman di dada suaminya terpenuhi.
Tetapo, kebahagian itu tak berlangsung lama. di tahun kedelapan Hijriyah setelah pernikahan mereka, Zaenab berpulang ke pangkuan Allah. Sungguh hal ini menjadi pukulan yang berat bagi Abul Ash dan juga nabi. Berhari-hari Abul Ash dirundung duka mendalam. ia menjadi sulit makan. Hingga tak lama setelah itu Abul Ash juga menyusul Zaenab berpulang ke pangkuan Allah.
Cinta Sejati mereka dijalani dengan lika-liku yang begitu menggetarkan siapa saja yang membaca. Kisah cinta sejati sesungguhnya. Mudah-mudahan mereka dipertemukan di Syurga
(3) Kisah cinta Ali Bin Abu Thalib dengan Fatimah Azahra Putri Rasulullah
Berikut tadi 3 kisah teromantis menurut saya, semoga bisa dijadikan teladan bagi kita mengenai romantisme yang syarat akan makna :")
Dua pasangan ini mengajarkan kita
tentang menjaga perasaan dengan cara yang baik. Mengutamakan ketaatan
kepada Allah diatas segalanya, termasuk perasaan terhadap sesema manusia
yang kian berkecamuk dalam dadanya. Namun sayang, fenomenanya saat ini.
Sudah jarang sekali muda-mudi yang memiliki rasa malu seperti Fatimah
Azzahra dan Ali bin Abi Thalib. Sudah terlalu sering kita menyaksikan
mereka yang dengan mudahnya mengumbar kemesraan jelas.
Mari kita kembalikan kisah romantisnya
pada masa Fatimah dan Ali. Ketika itu Ali hanya seorang pemuda biasa
yang hanya memiliki harta baju besi yang sedang ia gadaikan. Ia
mencintai Fatimah, namun dirinya merasa tidak pantas jika harus
mendatangi Rasulullah untuk menikahi Fatimah tanpa kemapanan harta yang
cukup. Dalam ikhtiarnya memantaskan diri untuk Fatimah, selalu saja ada
cerita yang ia dengar dan hampir mematahkan semangatnya.
Seperti ketika ia mendengar cerita Abu Bakar dengan kesalihan dan kemapanan yang dimilikinya mendatangi Rasulullah bermaksud untuk menjadikan Fatimah sebagai Istrinya. Mendengar itu Ali kecewa namun dia lebih mendahulukan kebahagiaan Fatimah dibandingkan dirinya, ia berusaha menata hati untuk mengikhlaskan. Karena dia yakin Fatimah akan lebih bahagia dengan Abu Bakar jika dibandingkan dengan dirinya yang tidak punya apa-apa. Namun kemudian Rasulullah tidak menerima lamaran Abu Bakar, dengan alasan Fatimah masih terlalu muda. Begitupan dengan Umar dan Utsman, kedua sahabat Ali yang juga tidak kalah salih dan kaya itu pun ditolak oleh Rasulullah. Betapa kejadian itu kian menimbulkan keresahannya timbul tenggelam.
Seperti ketika ia mendengar cerita Abu Bakar dengan kesalihan dan kemapanan yang dimilikinya mendatangi Rasulullah bermaksud untuk menjadikan Fatimah sebagai Istrinya. Mendengar itu Ali kecewa namun dia lebih mendahulukan kebahagiaan Fatimah dibandingkan dirinya, ia berusaha menata hati untuk mengikhlaskan. Karena dia yakin Fatimah akan lebih bahagia dengan Abu Bakar jika dibandingkan dengan dirinya yang tidak punya apa-apa. Namun kemudian Rasulullah tidak menerima lamaran Abu Bakar, dengan alasan Fatimah masih terlalu muda. Begitupan dengan Umar dan Utsman, kedua sahabat Ali yang juga tidak kalah salih dan kaya itu pun ditolak oleh Rasulullah. Betapa kejadian itu kian menimbulkan keresahannya timbul tenggelam.
Suatu hari datanglah Ali menemui
Rasulullah dengan segala kekurangan dan kelebihannya.Ia memberanikan
diri menghadap rasulullah dan menyampaikan maksud hatinya untuk meminta
Fatimah menjadi istrinya, singkat cerita, Rasulullah menerimanya. Lalu keromantisan Fatimah dan Ali
berlanjut terus hingga mereka menjadi pasangan suami dan istri.
Berikut tadi 3 kisah teromantis menurut saya, semoga bisa dijadikan teladan bagi kita mengenai romantisme yang syarat akan makna :")
Cintah, Kasih dan Sayang. Bukanlah sesuatu yang di cari, di nanti atau diharapkan. Namun di usahakan dan ditumbuhkan. Seperti saat kita berusaha membangun Cinta kepada Sang Khalik dengan berusaha beranjank dari tidur di sepertiga malam, beranjak dari kesibukan di saat waktu Dhuha tiba dan saat-saat dimana beranjak menahan lelah demi menyelam bersama Al Quran. Indahnya rasa Cinta itu ketika kita bisa dengan khusyu dalam beribadah. Cinta kepada Allah SWT, Rasul dan sahabatnya serta cinta kepada makhluk ciptaan Nya.
Waallahu A'lam bishowab